Raja Iblis Bahasa Jepang
Nampaknya seperti anda telah menyalahgunakan ciri ini dengan pergi terlalu cepat. Anda telah disekat sementara waktu daripada menggunakannya.
Jika anda fikir perkara ini bertentangan dengan Standard Komuniti kami
Nationalgeographic.co.id—“Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba”, serial manga Kekaisaran Jepang yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2016, dengan cepat menjadi salah satu waralaba media yang paling sukses hingga saat ini.
Serial ini mengisahkan tentang remaja Tanjiro Kamado, yang menjadi pembasmi iblis setelah keluarganya dibantai dan adik perempuannya, Nezuko, berubah menjadi iblis.
Sepanjang rangkaian, Tanjiro dan teman-temannya bertemu dengan berbagai macam monster. Banyak di antaranya yang menyerupai iblis, atau oni, dari cerita rakyat Jepang.
Salah satu tokoh penting dalam serial tersebut adalah adalah tokoh antagonis Muzan Kibutsuji. Raja iblis yang penuh teka-teki ini dikenal karena kekejamannya, kecerdikannya, dan kekuatannya yang luar biasa.
Dia memiliki kekuatan yang luar biasa dan merupakan ancaman besar bagi para utama utama dalam upaya mereka untuk membasmi kejahatan.
Meduzanol/GoodfFon Karakter Muzan Kibutsuji dalam serial Demon Slayer.
Karakter Muzan Kibutsuji dalam serial Demon Slayer.
Menurut Anne Taylor, dilansir dari laman National Geographic, kemampuan dapat berubah bentuk Muzan Kibutsuji dan kekuatannya yang lain identik dengan Nurarihyon, yokai legendaris di Kekaisaran Jepang.
"[Yokai] umumnya menempati zona spiritual di suatu tempat di antara kami (dewa-dewa Shinto atau roh) dan oni," kata John Pavel Kehlen, profesor sastra Asia di Universitas Soka Amerika.
Mereka tidak berada di surga atau di neraka, Kehlen melanjutkan, “tetapi hidup di dunia manusia karena mereka memiliki keterikatan yang masih ada, entah itu kemarahan, obsesi romantis, nafsu, atau keinginan untuk membodohi orang."
Meskipun asalnya tak jelas, Nurarihyon telah memikat banyak orang dan mengilhami berbagai karya dalam budaya populer.
Sejak munculnya dalam cerita-cerita tradisional Jepang hingga adaptasinya dalam berbagai karya modern—seperti "GeGeGe no Kitarō", "Nura: Rise of the Yokai Clan", "Hozuki's Coolheadedness", dan novel grafis seperti "Nurarihyon no Mago" dan "The Haunted Bookstore:Gateway to a Parallel Universe."—peran Nurarihyon telah menjadi simbol dari dunia yokai dan memperkaya warisan budaya Jepang.
Keberadaannya juga sering digunakan sebagai elemen plot yang penting dalam berbagai cerita yang syarat akan keajaiban dan kegelapan.
Asal-usul yang tidak jelas
Via National Geographic Sering digambarkan sebagai yokai (makhluk gaib) tua dengan kepala berbentuk labu dan mengenakan jubah kesa tradisional, Nurarihyon telah menjadi inspirasi bagi cerita-cerita modern sejak abad ke-18.
Via National Geographic
Sering digambarkan sebagai yokai (makhluk gaib) tua dengan kepala berbentuk labu dan mengenakan jubah kesa tradisional, Nurarihyon telah menjadi inspirasi bagi cerita-cerita modern sejak abad ke-18.
Gambar Nurarihyon, yang biasanya digambarkan sebagai sosok tua dengan kepala bulat yang menonjol, pertama kali muncul pada zaman Edo di Jepang.
Sosoknya dapat dijumpai dalam karya Sawaki Sushi, Hyakkai Zukan, dan Gazu Hyakki Yagyo (Parade Malam Bergambar Seratus Iblis) oleh Toriyama Sekien.
Menurut Michael Dylan Foster, seorang profesor bahasa dan budaya Asia Timur di University of California, Davis, dan penulis “The Book of Yokai: Mysterious Creatures of Japanese Folklore”, Nurarihyon biasanya digambarkan dalam cerita rakyat sebagai yokai jinak yang menyelinap masuk ke dalam rumah-rumah untuk menikmati teh atau kesenangan lain saat penghuninya pergi.
Namun seiring berjalannya waktu, ia mengembangkan reputasi sebagai makhluk yang licik dan berbahaya. Dengan kemampuan dapat mengubah bentuk, ia tak hanya memanfaatkannya untuk mengakali manusia, namun juga yokai lainya.
Zack Davisson, seorang penulis dan ahli cerita rakyat Jepang, mengatakan bahwa pergeseran kepribadian yokai bisa jadi berasal dari kisah Koshoku Haidokusen tentang seorang pria beristri yang jatuh cinta pada seorang pelacur.
Dalam cerita tersebut, Nurarihyon diperkenalkan sebagai "makhluk tak berwajah seperti ikan lele yang merupakan roh penipu."
Narasi ini memicu teori yang mengusulkan korelasi dengan makhluk laut berbentuk bola yang legendaris di Laut Pedalaman Seto di Prefektur Okayama. Makhluk ini biasa disebut umi bozu.
Dengan ukuranya sebesar kepala manusia, Umi bozu, sering mengelabui dan mengusik para nelayan. Biasanya ia akan menghilang secara misterius dan kemudian muncul kembali hanya untuk mengganggu para nelayan. Wujudnya yang aneh, tentu akan membuat merinding siapapun yang melihatnya.
Davisson menambahkan bahwa penggambaran Mizuki Shigeru tentang Nurarihyon dalam anime GeGeGe no Kitarō memainkan peran penting dalam menciptakan yokai yang kita lihat dalam budaya pop modern.
Dalam acara tersebut, Nurarihyon adalah komandan tertinggi dari semua makhluk gaib dan pemimpin parade malam yokai.
Menurut Foster, penulis cerita rakyat Fujisawa Morihiko melabeli gambar Nurarihyon dalam bukunya dengan judul "yokai no oyadama", yang dapat diterjemahkan sebagai "pemimpin yokai", "bos yokai", atau "kepala yokai".
Foster mengatakan bahwa cara Nurarihyon tetap relevan di zaman modern ini mungkin disebabkan oleh sifat unik yokai.
"Mungkin ketidakpastian cerita rakyat dari Nurarihyon–fakta bahwa dia adalah sosok yang tampak menarik tetapi tidak memiliki karakteristik yang jelas–yang memungkinkannya menjadi semacam tokoh yang dapat berubah-ubah yang dapat dikembangkan dengan berbagai cara dalam materi budaya populer," katanya.
Antara Gajah, Hutan, dan Kehidupan yang Perlu Diselamatkan
We use essential cookies to make our site work. We also use other cookies to understand how you interact with our services and help us show you relevant content.
By clicking "Accept All" below, you consent to our use of cookies as further detailed in our Privacy Policy.
Is a demon king so strong and cruel.